BabyGeng is Coming!

Awal Oktober kemarin, aku berangkat ke Jakarta karena ada interview pekerjaan. Akhirnya aku dan Erik sekalian mencari kos untuk suami istri, karena rumah orang tua di daerah BSD belum bisa ditinggali. Singkat cerita, kami pindah ke rumah kos di daerah Pancoran yang nggak jauh dari kos Erik yang lama. 

Beberapa hari di Jakarta, aku merasa isu soal kehamilan jadi sering banget dibicarakan. Pertama, baru sampai di Jakarta, Ibu warteg di sebelah kos Erik memberikan selamat atas hari pernikahan kami, plus menyinggung kalau kayaknya bakal cepat nih punya momongan, bandannya udah cocok, kata si Ibu. Kedua, waktu interview pekerjaan, masalah pengantin baru dan kehamilan dibahas terus menerus. Kalau ini masih wajar sih ya. Sebenarnya aku memang sudah telat haid beberapa hari, tapi aku kira itu karena faktor kecapekan setelah acara nikahan di Surabaya dan Medan. Sampai akhirnya, ngerasa dapat pertanda kuat waktu mama mertua perhatian banget nanyain kabar. Bukan aneh karena diperhatikan, tapi pesan “jangan capek-capek” dan “jangan telat makan” itu aku terima dengan perasaan yang berbeda, apa iya aku hamil?

Akhirnya aku dan Erik membeli tes kehamilan di Apotek. Langsung beli tiga, biar besok-besok nggak beli lagi kalau kali ini belum positif. 

Paginya aku langsung bangun dan melakukan tes pada dua alat tes dengan merek berbeda. Dibaca dulu pelan-pelan petunjuknya biar nggak salah. Dan setelah beberapa menit, muncul lah DUA GARIS yang artinya POSITIF! Duh, cuma sanggup manggil-manggil Erik sambil sesenggukan, nggak nyangka secepat ini dititipin si Bayik sama Tuhan. Awalnya aku mencoba salah satu alat tes dulu, dan buat memastikan aku coba semuanya biar yakin. Dan ketiganya hasilnya positif.

Langsung heboh berdua, heboh memberi kabar ke orang tua, nenek, dan saudara-saudara. Agak norak sih, maklum pengalaman pertama, haha. 



Malam harinya kami sudah merencanakan periksa ke dokter kandungan supaya lebih pasti. Rencana awal, kami mau periksa ke RSIA Bunda Menteng, tetapi karena belum pengalaman, kami baru telepon rumah sakit malam itu untuk membuat appointment, ternyata dokternya sudah selesai praktek semua. Lalu, karena penasaran sekali dan ngebet ingin periksa, sebagai alternatif kami pergi ke RSIA Budhi Jaya di daerah Tebet karena malam itu masih ada dokter spesialis kandungan yang jaga.

Kalau menurut hitungan, usia kandungan berkisar antara 5-6 minggu. Perhitungan usia kandungan ini dihitung sejak HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir), yang jujur saja aku lupa tanggal pastinya, pokoknya awal September. Jadi pas nikahan emang pas lagi masa suburnya. Sebenarnya nggak bagus juga kalau kita nggak ingat tanggal haid kita, karena ini akan jadi acuan untuk menentukan HPL (Hari Perkiraan Lahir) si Bayik. Tapi sebagai informasi penunjang, biasanya dari USG juga akan kelihatan.

Ternyata, USG untuk memeriksakan kehamilan ini ada dua. USG abdominal, yaitu USG melalui perut yang sudah umum kita tahu dan USG transvaginal, yang dari namanya udah ketahuan ya lewat mana. Nah, untuk usia janin yang masih di bawah 10 minggu, biasanya akan diarahkan untuk USG transvaginal karena ditakutkan janinnya belum bisa terlihat lewat USG biasa.

Dan bener aja, si Bayik sudah kelihatan! Ya, walaupun masih kecil banget. Lewat hasil USG ini juga akhirnya ketahuan usia kandungannya 5 minggu 5 hari atau dianggap saja 6 minggu, sesuai dengan hitungan di awal. Diketahui juga Hari Perkiraan Lahirnya adalah 9 Juni 2018. Perjalanan yang panjang, ya.

Akhirnya dokter di RSIA Budhi Jaya meresepkan Vitamin sebagai suplemen kehamilan, dan kontrol berikutnya dijadwalkan satu bulan lagi.




Seminggu setelah kontrol pertama, karena masih penasaran dengan RSIA Bunda Menteng, akhirnya aku mulai mencari referensi dokter di rumah sakit itu. Setelah mendapatkan beberapa nama lewat forum dan review di internet serta menyesuaikan jadwal, akhirnya Sabtu pagi kami berangkat ke RSIA Bunda Menteng.

Kala itu, karena usia kandungan masih 7 minggu, kembali dilakukan USG transvaginal. Bedanya, meskipun agak susah untuk direkam karena masih samar-samar, tetapi detak jantung si Bayik sudah terlihat! Rasanya pengen mewek aja, atau kalau kata Erik, berasa kelilipan melihatnya.

Selanjutnya, aku diminta melakukan tes darah di laboratorium. Tes ini bertujuan untuk melihat penyakit-penyakit yang membahayakan kehamilan, seperti TORCH, HIV, dan Hepatitis. Meskipun beberapa bulan sebelum menikah aku sudah melakukan pre-marital check up dan sudah dilakukan tes darah yang sama, tetapi tes darah ini wajib untuk dilakukan. Karena dalam beberapa bulan, bisa saja calon ibu terserang penyakit itu.  Selain tes darah, aku juga diberi tambahan vitamin dan obat penguat kandungan sampai kontrol berikutnya.

Wish me luck!






Comments

Post a Comment

Popular Posts