CERITA RANUKUMBOLO | PART 2

Malam di Ranukumbolo terasa panjang. Sudah tidur panjang pun, pagi tidak kunjung datang.

Sekitar subuh, kami sudah bangun. Karena masih gelap, kami ngobrol dari tenda masing-masing, sambil menunggu matahari terbit. Aku tidak ingat pukul berapa langit mulai menjadi ungu. Ketika itu kami sudah menunggu di bibir danau, bersiap menyambut sang fajar.






Bahagia! Salah satu bucket list untuk bisa melihat matahari terbit di Ranukumbolo sudah terpenuhi. Setelah matahari mulai meninggi, kami mulai menikmati area lain di Ranukumbolo. Mengabadikan momen, jelas kami lakukan, karena di sanalah memori perjalanan kami tersimpan. Kami juga menapaki tanjakan cinta, itu lho yang terkenal di film 5CM dengan mitosnya. 





Puas berkeliling, kami kembali ke tenda. Alasannya cuma satu, kami mulai lapar. Mengingat hari sebelumnya kami malas masak, di sinilah bahan makanan yang kami harus dihabiskan. Menu sarapan kita adalah the one and only: indomi kornet. Dan sebagai pemula yang tidak pernah camping atau naik gunung sebelumnya, aku partisipasi sebagai penonton saja dalam acara masak memasak itu, hehe. Setelah sarapan, kami segera membereskan barang-barang dan bersiap untuk kembali ke Ranu Pane.






Inilah peserta lengkap perjalanan ini. Terima kasih untuk cerita yang dibagikan. Mungkin kami semua memang berjodoh untuk melakukan perjalanan ini. Di tengah kesibukan dan waktu yang terbatas, serta domisili yang berpencar, tiga hari tersebut kami berhasil berangkat bersama dan melihat matahari terbit dari bibir Ranukumbolo. 



Sampai bertemu di perjalanan dan cerita yang lain. 

Ayo, kapan?



Comments

Post a Comment

Popular Posts