RESONATION 2017: What's Stopping You?



Tanggal 29 April yang lalu, aku mengikuti sebuah konferensi tentang women empowerment di acara RESONATION 2017. Mengangkat tema "What's Stopping You?", acara ini dihadiri oleh key speaker Sophia Amoruso, founder Nasty Gal dan penulis buku #GIRLBOSS. Acara ini sangat menarik buat aku, karena selain bisa mendengarkan pembicara yang hebat, ada juga reflection session dimana peserta akan dibagi ke dalam kelompok berisi 15 orang untuk saling sharing dan diskusi dengan dipimpin seorang fasilitator. 

Setelah awalnya ragu untuk membeli tiket, semakin mendekati hari H acara, ternyata informasi mengenai acara dan pembicara semakin lengkap. Banyak bermunculan pembicara dan fasilitator baru, yang membuat acara ini semakin menarik. Karena itulah, aku bela-belain terbang dari Surabaya ke Jakarta untuk acara ini, dengan harapan bisa bertemu dengan wanita-wanita hebat dan mendengar cerita mereka.

***


Acara diawali dengan penampilan dari Mike's Acoustic Band, menyambut peserta yang hadir dengan penuh semangat kemudian dilanjutkan dengan pembacaan puisi dari Angkie Yudistira yang sangat menghangatkan hati.

Pada sesi pertama, Sophia Amaruso naik ke panggung disambut dengan tepuk tangan. Dia menceritakan bagaimana perjalanannya menjadi enterpreneur hingga akhirnya mengalami kebangkrutan. Dibantu moderator, peserta juga diberi kesempatan bertanya kepada Sophia. Selama kira-kira satu setengah jam, pertanyaan yang mengalir cukup beragam. Mulai bagaimana melewati masa-masa perjuangan sampai bagaimana memilih pasangan. 





Dari sesi pertama aku mendengar banyak wanita yang tidak mendapat dukungan dari orang di sekitarnya, terutama orang tua dan keluarga. Masalah ini cukup related buat aku, kadang secara tidak sadar keluarga membatasi langkah kita untuk berkembang di bidang yang kita inginkan, walaupun dengan tujuan yang baik. Ya, ternyata aku nggak sendirian! 

Beberapa highlight untuk #GIRLBOSS di luar sana:

Dalam memilih pasangan...
"Choose a man who turns on with your ambition."
Ingin mencoba banyak hal itu wajar, tapi... 
"Be good in one thing first, before try on another thing."
Dan buat yang sering jiper di social media...
"Social media can be fun but also very dangerous. Comparison is dangerous"
Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain di social media. Karena dibalik kebahagian yang mereka tunjukkan, bisa saja mereka merasakan struggle yang sama dengan kita.


***


Selanjutnya pada sesi kedua, ada tiga wanita yang hadir sebagai pembicara, yaitu Ibu Indira dari Fortune PR, Clair dari Facebook, dan Stephanie Kurlow, hijabi balerina pertama di dunia. Sesi ini membahas tentang faktor-faktor apa saja yang menghentikan kita meraih mimpi. 



Sebenarnya sesi ini bisa dibilang lebih seperti diskusi besar, karena peserta juga diberi kesempatan untuk bertanya, dan akhirnya sebuah topik menjadi bahasan besar. Di Indonesia terutama, sebenarnya banyak sekali faktor eksternal dari lingkungan sekitar yang menghambat kita, sebagai wanita, untuk bebas berkarya dan meraih mimpi. Dan ketiga pembicara ini membagikan pengalaman mereka dalam menghadapi hal-hal yang menghambat mereka. Dan salah satu kuncinya adalah cuek! Ya, dalam artian fokus terhadap apa yang ingin kita raih dan jangan terlalu mendengarkan komentar orang lain. 


***

Setelah break makan siang, acara dilanjutkan dengan sesi berkelompok yang menjadi salah satu sesi yang paling mengena buatku. Ada sepuluh orang dalam kelompokku, termasuk Evie Karsoho yang menjadi fasilitator kami. Reflection Session ini diawali dengan Evie yang sharing soal aktifitasnya sebagai enterpreneur dan perjalanan bagaimana dia bisa sampai ke titik ini. 



Yang bikin surprise adalah, ternyata hambatan dari orang tua dan keluarga dialami oleh banyak perempuan. Sebagai anak perempuan yang dibesarkan dengan budaya timur, orang tua kadang terlalu "menjaga" kita yang akhirnya justru menjadi penghalang kita untuk berkembang. Dan Evie membagikan trik yang dia pakai ketika dulu menghadapi masalah ini. 

Hal lain yang menjadi highlight-ku dalam sesi ini adalah kita perlu mencoba untuk tahu apa passion atau hal yang kita suka. Coba sebanyak-banyaknya, karena kalau tidak mencoba, kita tidak akan pernah tahu.

Senang loh bertemu dengan perempuan lain dan bisa sharing cerita masing-masing.


***


Next, ada Nina Moran, penggagas even ini dan orang dibalik Gogirl! Magazine yang masih sering aku baca bahkan sampai sekarang. Sebelum ini, aku pernah membaca buku yang ditulis oleh Nina Moran tentang proses berdirinya Gogirl! yaitu No One To Someone. Bisa dibilang dari buku itu yang diceritakan mayoritas adalah proses berhasil yang dicapainya. Tetapi di sesi ini, Nina Moran membagikan cerita lain, cerita tentang kegagalan dan mengapa acara ini dibuat. Such an inspiring and heartwarming session!




***


Di sesi terakhir, ada tiga pria yang menjadi narasumber, yaitu Johan dari Swedish Dad, Henry Manampiring aka Om Piring penulis buku Alpha's Girl Guide, dan Ashraf Sinclair seorang aktor dan suami Bunga Citra Lestari. Sesi terakhir ini beneran menjadi pelengkap, karena setelah sebelumnya narasumber perempuan semua, rasanya melihat sudut pandang pria tentang women empowerment juga sangat penting. 

Hal menarik pertama datang dari Swedish Dad yang menceritakan kalau di Swedia para ayah baru disarankan mengambil parental leave atau cuti setelah istrinya melahirkan. Dan alasannya cukup unik, bayangkan seorang ibu sudah punya ikatan dan kedekatan dengan anaknya sembilan bulan lebih lama daripada sang ayah, jadi wajar kan kalau seorang ayah harus mengejar ketinggalan itu setelah sang bayi lahir. Mungkin di Indonesia hal seperti ini masih jarang terjadi, tetapi yang terpenting adalah suami punya peran penting sebagai support system untuk istrinya dalam keluarga.




Lalu, Ashraf muncul dengan pandangan yang cukup mind blowing mengenai feminisme. Kita diajak untuk melihat pria dan wanita dari sisi maskulin dan feminin. Karena seorang pria bisa memiliki sifat feminin dan juga sebaliknya wanita bisa memiliki sifat maskulin, tergantung dalam situasi yang dibawa. Ashraf juga menceritakan bagaimana dia mendukung 100% saat istrinya akan mengadakan konser tunggal, dimana semua perhatian harus tertuju pada istrinya. Wah, dari sini aku makin melihat pentingnya memilih suami yang mendukung perempuan untuk berkembang dan mau memberikan supportnya.

Hal ini juga merupakan salah satu topik yang diangkat oleh Om Piring dalam bukunya Alpha's Girl Guide. Sebagai perempuan, jangan sampai pacar menjadi halangan buat berkembang, misalnya tidak mau sekolah tinggi cuma karena takut cowok-cowok pada minder. Banyak kok pria di luar sana yang punya pemikiran dewasa seperti ketiga narasumber ini, yang mendukung istrinya untuk tetap berkarya.


***


Nah, buat teman-teman yang kemarin belum sempat hadir, kalian bisa bersiap untuk even berikutnya di Resonation 2018. 



Buat aku, acara ini empowering banget! Tidak menyesal jauh-jauh datang dari Surabaya.
Semoga semua catatan yang aku bawa pulang tidak hanya jadi catatan saja tapi benar-benar dilakukan.  




Comments

Popular Posts